Selasa, 01 Mei 2012
Pendapatan
Posted on 5/01/2012 10:11:00 AM by daniss
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Menurut pengertian umum
1. Menurut Niswonger (1992:22)
Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barangataupun jasa yang diberikan kepada mereka.
Pada buku yang sama, Niswonger (1992:56) juga menjelaskan pendapatansebagai berikut:
Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalammodal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta,peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yangbertujuan untuk memperoleh penghasilan.
Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barangataupun jasa yang diberikan kepada mereka.
Pada buku yang sama, Niswonger (1992:56) juga menjelaskan pendapatansebagai berikut:
Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalammodal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta,peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yangbertujuan untuk memperoleh penghasilan.
2. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut:
pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yangtimbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arusmasuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal darikontribusi penanaman modal.8
pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yangtimbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arusmasuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal darikontribusi penanaman modal.8
3. Menurut Accounting Terminology Bulletin No. 2 yang dikutip dalam bukuHarahap (1999:39):
Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dandiukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atasbarang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba daripenjualan atau pertukaran asset (kecuali dari surat berharga), hakdividen dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecualiyang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa secara luas pendapatandianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi.Dalam hal ini termasuk juga perubahan net asset yang timbul dari kegiatanproduksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi,kecuali kontribusi modal dan penyesuaian modal.
4. Menurut Financial Accounting Standard Board yang dikutip oleh Harahap(1999:58)
Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dandiukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atasbarang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba daripenjualan atau pertukaran asset (kecuali dari surat berharga), hakdividen dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecualiyang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa secara luas pendapatandianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi.Dalam hal ini termasuk juga perubahan net asset yang timbul dari kegiatanproduksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi,kecuali kontribusi modal dan penyesuaian modal.
4. Menurut Financial Accounting Standard Board yang dikutip oleh Harahap(1999:58)
Definisi pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset darisuatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungandari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yangmerupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
Dari beberapa definisi yang terdapat diatas, dapat disimpulkan bahwapendapatan adalah kenaikan gross /kotor dari keuntungan ekonomi selamasuatu periode dari aktivitas utama perusahaan yang menyebabkan kenaikanekuitas tetapi bukan disebabkan dari kontribusi penanaman modal.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Konsep Pendapatan Secara Umum
Pendapatan meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang diterima oleh perusahaan, dari transaksi penjualan barang dan penyerahan jasa kepada pihak lain. Di dalam akuntansi pendapatan diukur dengan jumlah kenaikan bruto dariaktiva atau berkurangnya hutang, atau kombinasi dengan keduanya. Berbagai pendapatan yang timbul dalam suatu perusahaan meliputi penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva oleh pihak lain yang menghasilkan, pendapatandari penghentian aktiva selain barang dagangan.Menurut Munawir (2002), pengakuan pendapatan meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang diterima oleh perusahaan dari transaksi penjualan barangdan penyerahan jasa kepada pihak lain. Di dalam akuntansi, pendapatan diukur dengan jumlah kenaikkan bruto dari aktiva atau berkurangnya hutang (selain dari transaksi modal), atau kombinasi keduanya.
Konsep Pendapatan Nasional
Pendapatan meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang diterima oleh perusahaan, dari transaksi penjualan barang dan penyerahan jasa kepada pihak lain. Di dalam akuntansi pendapatan diukur dengan jumlah kenaikan bruto dariaktiva atau berkurangnya hutang, atau kombinasi dengan keduanya. Berbagai pendapatan yang timbul dalam suatu perusahaan meliputi penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva oleh pihak lain yang menghasilkan, pendapatandari penghentian aktiva selain barang dagangan.Menurut Munawir (2002), pengakuan pendapatan meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang diterima oleh perusahaan dari transaksi penjualan barangdan penyerahan jasa kepada pihak lain. Di dalam akuntansi, pendapatan diukur dengan jumlah kenaikkan bruto dari aktiva atau berkurangnya hutang (selain dari transaksi modal), atau kombinasi keduanya.
Konsep Pendapatan Nasional
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
- Pendapatan Perseorangan (PI)
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Perhitungan Pendapatan Nasional
- Metode Produksi
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
- Metode Pendapatan
Y = r + w + i + p
- Metode Pengeluaran
Y = C + I + G + (X – M)
Masalah dan Keterbatasan Dalam Perhitungan PDB
- Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
- Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
- PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
- Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
- Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.
- Faktor-faktor nonekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
- Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
referensi :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Pendapatan"
Leave A Reply