9 bulan engkau mengandung, melahirkan lalu membesarkan. Sakit, perih mungkin hampir kehilangan nyawa engkau melahirkan seorang anak untuk melihat indahnya dunia. Penuh kerja keras, menguras tenaga engkau untuk mendidik dan membesarkan. Mengajari disaat anak itu mulai bersekolah, mengajari dengan penuh kesabaran, terus dan terus mengajari sampai lulus sekolah. Terlihat wajah yang bahagia disaat dia melihat anaknya yang lulus sekolah, terlihat ada perasaan bangga bahwa dia telah berhasil membesarkannya sampai lulus sekolah.
Pendidikan terus dilanjutkan dengan harapan anaknya itu mempunyai kehidupan yang lebih baik dari dia. Banyak uang yang dikeluarkan untuk meneruskan pendidikan anaknya. Dia rela untuk tidak hidup yang bermewah-mewah agar anaknya nanti kelak bisa lebih baik dari orang tuanya. Dia ingin anaknya senang dengan apa yang dia beri darinya, apapun akan dilakukan agar anaknya senang.
Disaat setelah ujian pada semseter pertama selesai, anak itu memberi tahu nilai yang diperoleh anak itu kepada dia. Dia terlihat sangat senang dengan nilai yang diperoleh oleh anaknya, terlihat lagi apa yang pernah anak itu lihat disaat anak itu lulus sekolah, wajah yang penuh dengan kebanggan atas apa yang diraih anaknya. Waktu terus berlanjut semester 2, 3, dan seterusnya.
Disaat anak itu sudah menempuh pendidikannya sampai semester 5 ada berita yang membuat anak itu sedih, mendapat kabar kalau orang yang anak itu cintai masuk kedalam rumah sakit. Penyakit telah menggerogoti badannya, dia disaat itu terlihat sangat lemas, untuk bangun dari tempat tidur saja sudah tidak bisa. Tetapi anak itu terus menunggu dia dengan harapan bahwa dia dapat cepat sembuh dan dapat mewujudkan apa yang dia cita-citakan.
Belum sempat anak itu membanggakan dia dengan hasil kerja kerasnya selama ini, belum sempat dia merasakan hasil jerih payahnya. Belum sempat juga anak itu membahagiakan dia, memberi sesuatu yang membuat dia bahagia. Ternyata dia sudah tidak kuat lagi untuk melawan penyakitnya yang sudah menjalar ketubuhnya.
24 Januari 2013 jam 3.07 dia telah pergi meninggalkan dunia ini, kembali kepada yang menciptakannya. Anak itu sedih sekali karena ditinggal oleh dia, dia yang telah membesarkannya, mendidiknya, menyekolahkannya. Belum sempat anak itu membahagiakan dia tetapi tubuh dia sudah tidak kuat lagi untuk melawan penyakitnya.
Hanya ada 1 kenangan yang tidak akan pernah hilang, luka yang ada ditangan ini akan selalu menjadi kenangan dengan dia.
Dia adalah mama, mama adalah dia.
Selamat Jalan Mama, semoga engkau tenang disana.
Pendidikan terus dilanjutkan dengan harapan anaknya itu mempunyai kehidupan yang lebih baik dari dia. Banyak uang yang dikeluarkan untuk meneruskan pendidikan anaknya. Dia rela untuk tidak hidup yang bermewah-mewah agar anaknya nanti kelak bisa lebih baik dari orang tuanya. Dia ingin anaknya senang dengan apa yang dia beri darinya, apapun akan dilakukan agar anaknya senang.
Disaat setelah ujian pada semseter pertama selesai, anak itu memberi tahu nilai yang diperoleh anak itu kepada dia. Dia terlihat sangat senang dengan nilai yang diperoleh oleh anaknya, terlihat lagi apa yang pernah anak itu lihat disaat anak itu lulus sekolah, wajah yang penuh dengan kebanggan atas apa yang diraih anaknya. Waktu terus berlanjut semester 2, 3, dan seterusnya.
Disaat anak itu sudah menempuh pendidikannya sampai semester 5 ada berita yang membuat anak itu sedih, mendapat kabar kalau orang yang anak itu cintai masuk kedalam rumah sakit. Penyakit telah menggerogoti badannya, dia disaat itu terlihat sangat lemas, untuk bangun dari tempat tidur saja sudah tidak bisa. Tetapi anak itu terus menunggu dia dengan harapan bahwa dia dapat cepat sembuh dan dapat mewujudkan apa yang dia cita-citakan.
Belum sempat anak itu membanggakan dia dengan hasil kerja kerasnya selama ini, belum sempat dia merasakan hasil jerih payahnya. Belum sempat juga anak itu membahagiakan dia, memberi sesuatu yang membuat dia bahagia. Ternyata dia sudah tidak kuat lagi untuk melawan penyakitnya yang sudah menjalar ketubuhnya.
24 Januari 2013 jam 3.07 dia telah pergi meninggalkan dunia ini, kembali kepada yang menciptakannya. Anak itu sedih sekali karena ditinggal oleh dia, dia yang telah membesarkannya, mendidiknya, menyekolahkannya. Belum sempat anak itu membahagiakan dia tetapi tubuh dia sudah tidak kuat lagi untuk melawan penyakitnya.
Hanya ada 1 kenangan yang tidak akan pernah hilang, luka yang ada ditangan ini akan selalu menjadi kenangan dengan dia.
Dia adalah mama, mama adalah dia.
Selamat Jalan Mama, semoga engkau tenang disana.